Minggu, 10 Februari 2013

Kembang Gula

Episode #4


          “Hai, Kembang. Aku tidak datang terlalu malam kan?”
Kembang membukakan pintu. ‘Ya Tuhan, Engkau tidak salah kan telah mengirimkan malaikatMu ke rumahku?.’
            “Si.. silahkan masuk Mas Bhima.” Jantung Kembang berdegup semakin kencang.
            “Benar nih aku tidak mengganggu kamu?”
            Kembang menggeleng. Bhima tersenyum.
            “Syukurlah kalau tidak mengganggu.”
            “Eh, sebentar aku ambilkan minum dulu, Mas Bhima mau minum apa?”
            “Terserah kamu saja Kembang.”
            “Tunggu sebentar ya Mas?”
            Kembang buru-buru masuk hingga tidak sengaja dia menabrak Yasmin yang juga akan ke dapur. Yasmin sewot, sementara Kembang berlalu tanpa menghiraukan kakaknya tersebut. Kembang menuangkan jus stroberi ke dalam dua gelas. Jus stroberi ini telah dia persiapkan sejak sore tadi. Berulang-ulang dia cicipi agar manisnya pas, tidak berlebihan atau kekurangan. Lalu dia beralih ke meja makan, disana telah dipersiapkan camilan dalam dua setoples yang berbeda, serta tidak ketinggalan dua buah kembang gula yang dia beli sepulang sekolah tadi. Semua sajian itu dia letakkan di atas nampan yang cukup besar, sehingga semua bisa diangkut sekali jalan.
            “Memangnya siapa yang datang sih? Pacar kamu? Kok aku lihat dari tadi kamu ribut menyiapkan ini itu.” celetuk Yasmin.
            “Ada deeh!” Kembang sedikit kesusahan membawa nampan tersebut.
            Yasmin nyengir, lalu tiba-tiba hidungnya mengendus sesuatu yang tidak beres. Sepertinya dia kenal bau wangi itu.
            “Eh tunggu-tunggu! Kamu pakai parfum kakak ya?”
           Kembang menghentikan langkahnya lalu berbalik, “sst.. jangan keras-keras, lagiapula aku cuma pakai sedikit kok, hehe”
            “Dasar, mau pacaran tapi nggak modal!”
          “Aduh, dengar yaa kakakku yang paling cantik yang bentar lagi mau merit, tolong adikmu ini ya? Lagian kalo parfum ini bisa buat cowok di ruang tamu itu jadi pacar aku, aku akan mengabulkan apa saja yang kakak minta, oke?”
           “Iya, iya, tapi parfumku itu bukan wewangian dari dukun yang bisa menjamin cowok di depan itu jadi pacar kamu loh ya? Kalau tidak bisa jadi pacarnya yaa, maaf parfumku tidak membantu deh! Hahaha…”
            Giliran Kembang yang nyengir, lalu buru-buru kembali ke ruang tamu.
            “Maaf ya Mas lama.”
            “Eh, nggak apa-apa kok.”
            “Ini ada sedikit camilan dan kembang gula yang khusus aku beli buat Mas Bhima loh?!”
         Bhima terkejut, tidak menyangka Kembang akan menyajikan kembang gulanya. Lalu dia tertawa ringan.
            “Kembang, Kembang, ternyata kamu memang penggemar jajanan ini ya?”
            Kembang mengangguk. “Mas Bhima nggak pernah nyoba?”
            “Pernah sih,tapi  dulu waktu masih SD.”
         Kembang ber-O ria. Dalam hati sebenarnya dia bingung, mau diajak ngobrol masalah apa lelaki tampan didepannya ini. Takut-takut nanti bahasan tidak seru dan suasana jadi garing.
            “Diminum Mas!?”
            Bhima mengambil segelas jus stroberi dan meminumnya sedikit. Lalu dia menoleh sekeliling. “Kamu lagi sendirian di rumah? Kok sepi?”
            “Ah, tidak ada kakakku di rumah kalau ayah, ibu, sama adik lagi keluar. Si adik minta dibelikan tas baru.”
            Ganti Bhima yang ber-hmm ria. “Oh iya, aku boleh makan kembang gula ini? Rasanya rindu masa kecil ketika pertama kali melihatmu membawa kembang gula ini waktu itu.”
             Tuh kan akhirnya kepingin juga. Batin Kembang, “tentu boleh dong.”
          Bhima membuka bungkus plastik kembang gula. Perlahan dia keluarkan kembang gula berwarna merah muda itu, lalu ditatapnya sejenak sebelum mulai mengambil sedikit ujungnya. Kembang gula yang berbahan dasar dari gula memang rasanya sangat manis. Jika sudah menyentuh lidah maka hanya dalam hitungan detik kembang gula akan meleleh dengan sendirinya. Kembang gula sangat mudak menyusut ukurannya jika terkena angin, karena itu diperlukan plasktik besar untuk membungkus kembang gula tersebut.
            Bhima seakan kembali ke masa-masa SD, bayangan tentang masa kecilnya ketika dia bisa sesuka hati membeli jajanan tanpa harus memikirkan apakah jajanan tersebut benar-benar bersih atau aman untuk dikonsumsi. Yang penting jajanan itu manis dan lucu bentuknya.
            “Mas Bhima, kalau makan kembang gula itu jangan terlalu lama, nanti kembang gulanya keburu habis dimakan angin. Mending makan gulanya kayak gini.” Kembang mempraktekkan cara menikmati kebang gula, yaitu dengan mengambil segenggam lalu meremasnya hingga membentuk sebuah bulatan kecil yang mengeras, lalu dimasukkan ke dalam mulut dan biarkan bulatan itu melumer dengan sendirinya. Karena bulatan itu keras, seakan-akan seperti sedang makan permen.
            “Kalau diremas-remas gitu kan jadinya keras?!”
            Kembang mengangguk, “tapi nanti seperti makan permen, melumernya lebih berasa manisnya.”
            Bhima tertawa, kali ini lebih lepas. “Kamu ada-ada saja Kembang, makan kembang gula saja pake ada triknya segala.” Bhima lalu mempraktekkan cara yang disarankan Kembang.
        Kembang tersenyum melihat Bhima tertawa lepas, baginya Bhima itu laki-laki paling sempurna. Meskipun usia Bhima bukan remaja lagi tapi dia tidak ragu untuk berteman dengan anak sepertinya yang notabene masih bersifat seperti anak kecil walau usianya sudah delapan belas tahun. Dia memang tidak berharap banyak, bisa dekat dan menjadi teman seperti saat ini pun sudah cukup baginya, lagipula tidak mungkin Bhima mau menjadi pacarnya. Bhima sudah cukup dewasa dan pastinya dia lebih memilih perempuan yang bersifat dewasa pula, bukan yang masih suka kembang gula seperti dirinya.
        Hari-hari berikutnya hati Kembang semakin tidak keruan. Entah perasaan apa yang tengah dirasakannya saat ini, apakah dia terlalu percaya diri dengan menganggap Bhima menyukai dirinya ataukah Bhima hanya menganggapnya sebagai adiknya saja. Kedatangan Bhima yang pertama kali ke rumahnya merupaka kunjunga laki-laki pertama pula seumur hidup Kembang. Dia belum pernah sekalipun pacaran disaat teman-teman perempuannya sibuk bercerita tentang pacarnya masing-masing.
            Banyak hal yang belum diketahui Kembang termasuk kedatangan Bhima ke rumahnya pada malam itu bukanlah kedatangan terakhir Bhima.

==bersambung==

Tidak ada komentar: