Kamis, 21 September 2017

Mendaki Gunung Lewati Lembah


Mendaki gunung, adalah satu hal yang belum pernah saya lakukan, tapi selalu ingin saya cicipi meskipun sedikit. Ya, Ranukumbolo adalah salah satunya yang ingin saya datangi dan melihat langsung keindahan danau yang katanya menjadi surga tersembunyi di lereng gunung Semeru. 

Saya sendiri memang tidak hobi mendaki gunung, tapi tidak hobi bukan berarti tidak ingin mencobanya bukan? Karena saya tahu pastinya ada suatu hal yang menarik dalam perjalanan selama pendakian dan itu yang bikin saya penasaran. Baiklah mendaki gunung sesekali bolehlah, heuheuheu.....

Lokasi Ranu Pane : menunggu registrasi
Saya bersama dua teman saya berangkat dari Surabaya menuju ke Malang menggunakan transportasi umum. Setelah samapai di Terminal Arjosari Malang, kami bertiga menuju ke Tumpang untuk bertemu dengan teman mendaki lainnya di basecamp salah satu teman mendaki.

Total kami bersembilan. Hanya ada dua perempuan diantara kami yaitu saya dan Ilmi. :) saya tidak mengenal satu pun diantara mereka, tapi itulah asyiknya bisa mendapatkan teman-teman baru.

Berangkat dari basecamp ke Ranu Pane mengendarai Jeep yang sudah disewa sebelumnya untuk mengantar dan menjemput kami di Pos Ranu Pane. Sesampainya di sana sudah banyak pendaki yang menunggu untuk melakukan registrasi. Hampir 2 jam menunggu akhirnya selesai juga briefing dan registrasi, dll, kami baru bisa memulai perjalanan sekitar jam 10 pagi. Sebelum mulai penanjakkan kita sarapan dulu, biar kuat. hehehe.


perapian di Pos 1


Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan sampailah kita di Pos satu. Di Pos satu ini terdapat penjual minuman, jajanan gorengan, dan semangka. Cuaca sudah mulai dingin di sini. Kami beristirahat sejenak.

POS 3
Perjalanan cukup lancar meskipun sedikit-sedikit berhenti, maklum ini adalah pendakian pertama dan sebelumnya tidak pernah berjalan seeeeeejauh dan membawa beban seberat ini *karena membawa beban tubuh saja sudah begitu berat :p :D.

Mendekati Pos tiga yang menurut saya jarak terjauh dari pos 2 (dibandingkan jarak pos 1 ke pos 2) tenaga ini benar-benar habis. Sungguh, rasanya aku tidak kuat melanjutkan untuk ke Pos 4. :'( huhuhu..... di sini kami (terutama Saya dan Ilmi) harus beristirahat lebih lama. Apalagi medan untuk ke Pos 4 nanti agak nanjak.

Setengah jam lebih saya masih leyeh-leyeh di Pos 3, mager, hahaha. Setelah cukup pulih tenaga, oke saya berdiri dan melanjutkan penanjakkan kembali menuju pos 4. Tapi baru beberapa langkah dari Pos 3 sudah ada tangga yang cukup menanjak (di sini hanya ada bantuan tali untuk pegangan) satu, dua, tiga anak tangga, angkat tangan tidak kuat. BENAR-BENAR habis tenaga. jadi tiap tiga atau empat anak tangga saya berhenti. 

Di tengah perjalanan menuju Pos 4 *dengan tenaga yang tinggal secuil* kami berpapasan dengan gerombolan bapak-bapak yang hendak turun, salah satu dari mereka menyeletuk. "Ayo semangat Mbak! di atas ada artis, Hamish.!" katanya sambil menepuk-nepuk dua tangan memberikan semangat.

"Yakali Hamish beneran, paling hanya bualan buat menyemangati kami saja" batinku.

Puncak Semeru yang berawan

Perjalanan kembali berhenti untuk istirahat. Rasanya ingin melepas tas carrier dan tidur sejenak. Sudahlah kita jalan sesampai-sampainya, sampai di Ranukumbolo malampun tidak apa-apa. Lalu salah satu teman kami, Didit masih memiliki amunisi yaitu Madu kemasan sachet. dibagilah kami satu-persatu. Mungkin dalam kondisi biasa saya tidak pernah menyukai yang namanya madu dan tidak akan mau memakannya. Tapi entah apa yang membuat saya menerima dan langsung menyesap sedikit demi sedikit isinya sambil mulai berjalan.

Oke, ini bukan endorse atau promoin iklan madu ya, tapi sumpah, baru meneyesap setengah dari isi, rasanya tenaga kembali saat itu juga. Badan langsung enak, tidak lesu seperti sebelumnya (ini benar-benar pengalaman yang saya sendiri takjub dengan khasiat madu yang langsung terasa nyata). Perjalanan kembali semangat, apalagi Pos 4 tinggal sebentar lagi.

Danau Ranukumbolo, dari Pos 4
Akhirnya, hamparan air danau yang berkilau terkena pantulan sinar matahari menjelang sore tampak juga. Kembali sejenak kami beristirahat sambil menikmati sore dari atas. Angin semilir semakin menambah keinginan untuk tidur di sini, hehehhe.

"Eh, ada Bang Hamish loh, kalin nggak mau foto bareng?" Celetuk salah satu teman kami yang sedang bercengkrama dengan orang-orang di Pos 4.

Berhubung saya, Ilmi, dan Didit sudah Mager, kita menyahut bahwa kita tidak mau foto, udah capek, niat saya sih biar saya rekam atau foto Bang Hamishnya sendiri aja buat ajang pamer ke temen-temen :D

Ternyata ketika Bang Hamish lewat, teman saya yang menawari itu langsung mengeluarkan handphone meminta ijin untuk foto dengan Bang Hamish. Tahu nggak apa yang kami *yang sedang istirahat ini* lakukan? kami langsung berlari dan bergabung untuk foto bersama Bang Hamish. Wooow, ini momen langka, rejeki nggak akan kemana, meskipun hanya foto bersama Bang Hamish doang :)
Bang Hamish dan Ranukumbolo
Hehhe, lumayan bertemu dengan Bang Hamish bisa menambah tenaga untuk melanjutkan perjalanan yang kurang sidikit lagi.

almost there :D

Hari ke - 2
Malam hari yang sangat dingin akhirnya digantikan dengan hangatnya mentari pagi. Yeay, akhirnya terkabul bisa melihat sunrise di Ranukumbolo :)

sunrise
Morning Sugar :)

Ternyata kehangatan matahari pagi tidak bertahan lama, karena kabut kemudian datang perlahan tapi pasti, membuat hampir seharian turun hujan ringan. huhuhu... tidak bisa kemana-mana deh! hanya berkutat di tenda memasak sarapan, lalu agak sorean memasak spageti. Yumm.

Masak Sayur Sop
Spaghetti Gunung
selamat makan
Ternyata mereka tidak hanya bisa dalam mendaki gunung saja, tapi juga merupakan koki yang handal *jadi ketahuan siapa yang tidak bisa masak ini, hehehe*


masak ini dan itu
Hampir seharian hujan, baru sore hari hujan reda tapi cuaca masih tetap berkabut. Daripada hanya di tenda, akhirnya sebagian dari kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Ayak-ayak.



Inilah Ayak-ayak, seperti padang rumput yang sayangnya sekali lagi, karena cuaca berkabut jadi tidak bisa menikmati hangatnya sore.

Ayak-ayak yang berkabut

Hari ke - 3
mi instan Gunung
Adakah yang lebih nikmat selain makan mi instan saat hari Minggu sambil nonton Doraemon? ternyata ada, yaitu menikmati mi instan di hangatnya pagi di atas gunung. hahaha, setelah sekian lama tidak makan mi instan *karena ada bagian tubuh yang alergi jika terlalu sering mengonsumsi mi instan* akhirnya di sini makan mi instan lagi, yippie \^o^/

Hari ketiga ini cuaca sangat cerah. Seneng sih, tapi kan hari ini adalah hari terakhir dan waktunya turun. huhuhu.....

di balik tanjakkan cinta
di pagi hari ketiga yang cerah ceria ini sebelum packing lagi untuk turun kami jalan-jalan ke tanjakkan cinta. Inginnya sih naik tanpa noleh ke belakang sambil menyebutkan nama gebetan, ah tapi apa daya, naik dengan tidak lupa nafas aja udah untung. haahahha, karena tanjakkan cinta benar-benar me-nan-jak. Fiuh!!

Setelah sarapan *menu soto ayam dan mi instan* kami merapikan semua perlatan dan kembali menata isi carrier *sedih rasanya sudah harus kembali :(* Lalu bersama kelompok kami mengabadikan momen di tepi danau Ranukumbolo :D

teman-teman baru
Merekalah teman-teman baru yang menjadikan pendakian pertama saya sangat berkesan. Mereka semua anak yang asyik, koki yang hebat, pendaki yang keren. *apalagi ada salah tiga dari mereka yang suka banget sama K-Drama. Waah, ngalir juga deh obrolan tentang K-Drama. |^-^|\/ .

Terima kasih kepada teman-teman baru ini. *prokprokprok.

**Semoga ada kesempatan di lain waktu untuk melakukan perjalanan bareng kalian lagi. :D




*ini bonus foto, saat perjalanan pulang dari Ranu Pane. \^o^/



Tidak ada komentar: