Kamis, 09 Februari 2012

Cerpenku -Aku Tak Bisa Mengungkapkannya dengan Kata-Kata-

Aku Tak Bisa Mengungkapkannya dengan Kata-Kata

Aku pernah melihatmu. Aku pernah mengenalmu. Dan aku jatuh cinta kepadamu.

Aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata bahwa aku mengagumimu, aku hanya bisa menuliskannya di sini, secarik kertas. Aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata bahwa kamu selalu ada dalam mimpi-mimpiku.

Kamu, yang bisa membuatku tersenyum sendiri jika mengingatmu. Bayanganmu, yang mengisi hari-hariku dengan kebahagiaan. Kamu, yang ada di lubuk hati paling dalam. Aku tak peduli orang bilang aku gila. Ya, memang aku gila karena mencintaimu.

Kamu juga tidak bisa mengungkapkan cintamu dengan kata-kata, namun aku tahu lewat bahasa tubuh dan perhatianmu kepadaku aku tahu bahwa kamu juga mencintai aku sama seperti aku mencintaimu.

Kamu, yang pada akhirnya menjadi labuhan terakhir cintaku, kita menjadi pasangan yang sangat unik, meskipun aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata bahwa aku mencintaimu, aku hanya bisa menulisnya di secarik kertas.

Kamu yang menjadi ayah sekaligus suami terbaik untukku, di sepanjang sisa hidupku yang mulai berkurang karena digerogoti penyakit yang mematikan ini. Kamu selalu ada di saat-saat aku terbaring lemah di ruang yang serba putih ini.

Hanya kamu yang memahami apa yang akan aku inginkan. Kamu, yang selalu mengantar buah hati kita ke sekolah, sementara aku hanya bisa berbaring dan mengangis di sini.

Aku hanya bisa mengucap syukur kepada Tuhan karena Dia telah mengirimkan pangeran penjaga hati untukku. Hingga sebelum aku menutup mata ini untuk selamanya aku hanya ingin kamu membaca setumpuk kertas ini yang mengungkapkan betapa bahagianya aku menjadi istrimu. Karena aku tahu aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata bahwa aku mencintaimu, aku hanya bisa menuliskannya di sini, secarik kertas yang berisi rangakaian kata yang menerangkan betapa aku sangat mencintaimu, rangkaian kata-kata yang kutulis dengan penuh cinta.

Aku juga tahu, kamu memang tidak sempurna, begitu pula denganku, semoga kelak kita dapat menyempurnakan cinta kita di sini, aku menitipkanmu dan putri kecil kita pada Tuhan, semoga kalian bahagia di dunia ini.

Aku mencintaimu, tapi aku tak bisa mengunkapkannya dengan kata-kata.

Tidak ada komentar: