Senin, 09 Januari 2012

Cerpenku -100hari-

Hari ke 5,
Di hari yang ke lima aku masuk ke kelas ini, aku baru melihatnya. Dia yang berbaju biru, duduk di arah jam 3 dari tempat dudukku. Hari ini aku baru menyadari keberadaannya.

Hari ke 15,
Dia masih disana, duduk di tempat yang sama seperti hari-hari kemarin, arah jam tiga dari posisiku sekarang ini. Dia menoleh ke arahku, menatapku sejenak.

Hari ke 20,
Entah sudah ke berapa kalinya aku meliriknya, menatap wajahnya dari samping, dia menatapku, hanya menatap, tanpa senyum di bibirnya. Hari ini dia tampak keren sekali dengan kemeja warna biru, lagi-lagi warna biru, aku yakin dia pasti salah satu penyuka warna langit itu.

Hari ke 27,
Aku tidak percaya, sudah hampir satu bulan aku belum mengenalnya. Padahal setiap hari kami berada di kelas yang sama, apakah aku terlalu sombong?, tapi yang jelas aku tak pernah absen melihatnya, tubuh tingginya.

Hari ke 30,
Tepat satu bulan, dan aku juga belum mengenalnya, oke, sebenarnya aku tahu namanya sejak jauh-jauh hari, hanya saja aku pura-pura tidak tahu. Dia melihatku, seperti biasa hanya melihat.

Hari ke 34,
Dalam kelas ini, dia tidak pernah duduk di dekat bangkuku, karena dia selalu duduk di tempat yang sama setiap harinya. Dengan gayanya yang cool menurutku, dia memasuki kelas dengan tas ransel. Ya Tuhan, kenapa sulit sekali bagiku untuk mengenalnya. Padahal rata-rata aku sedah mengenal teman baruku di kelas ini, kecuali dia.

Hari ke 38,
Hari ini dia tidak masuk kelas, I hate today!

Hari ke 43,
Sampai saat ini pun aku belum berani untuk berkenalan dengannya. L

Hari ke 50,
Ya Tuhan, kenapa semakin aku melihatnya semakin aku merasa sulit untuk berkenalan dengannya?. Tuhan, aku tidak meminta dia untuk menjadi jodohku, aku hanya ingin berkenalan dengannya, tapi kenapa ini sangat sulit? 50 hari sudah aku hanya berani melihatnya dari sini, dari tempat dudukku, dan dia masih di tempat yang sama, arah jam 3 ku. Oh ya satu lagi, selama 50 hari ini aku tidak pernah menceritakan kekagumanku pada makhluk Tuhan yang keren itu kepada teman-temanku. Sungguh. Entah kenapa aku merasa tidak berani untuk sekadar menceritakan, tapi apa mungkin itu menjadi penyebabnya hingga aku sulit untuk berkenalan dengannya?

Hari ke 55,
Nothing’s happened. Soalnya aku tidak masuk kelas. Pengennya sih masuk, tapi mau gimana lagi ada saudaraku yang menikah, jadi yaa terpaksa tidak masuk. Rugi banget, bukan rugi karena tidak masuk kelas tapi karena rugi tidak melihatnya hari ini.

Hari ke 58,
Oh.. God, it must be crazy, mimpi apa aku semalam dia duduk di depanku, ya, baru kali ini aku duduk sedekat ini. J

Hari ke 60,
Sebenarnya dia nggak ganteng-ganteng banget, tapi dia menarik, bagiku, aku nggak tahu dengan yang lain. Menurutku dia proposional banget, keren. It may make me be his secret admirer. Dan satu lagi kemeja biru yang membuatnya lebih di mataku.

Hari ke 65,
Hari ini di kelas ada tugas kelompok, dan ternyata aku satu kelompok sama dia, yeeayy… ada kesempatan untuk berkenalan dengannya. Dia menjulurkan tangannya untuk berkenalan, ya Tuhan sumpah demi apapun aku nggak akan mencuci tanganku ini, he he tapi itu tentu nggak mungkin.

Hari ke 69,
Sejak perkenalan kemarin, dia sekarang mulai duduk disebelahku. Can’t describe how happy I am. Hari itu di kelas aku tidak konsentrasi belajar, karena sibuk mengobrol dengannya, walaupun itu membuatku dilempar tutup spidol oleh dosenku.

Hari ke 73,
Setelah bubaran kelas dia mengajakku makan, hi hi hi bahkan sebelum aku berkenalan dengannya aku tidak pernah memimpikan makan bersamanya.

Hari ke 75,
Entah kenapa sejak perkenalan itu kami semakin dekat, bahkan seperti sudah lama berkenalan. Ada satu rahasianya yang baru diceritakannya hari ini ternyata dia juga sudah tahu namaku sebelumnya, apa jangan-jangan dia juga menjadi gila sepertiku karena sangat ingin berkenalan dengannya?.

Hari ke 80,
Ternyata benar, dia sebenarnya ingin berkenalan denganku sejak dulu, syukur deh berarti tidak hanya aku yang menjadi gila waktu itu. Setelah mengenalnya ternyata dia jauh lebih KEREN!.

Hari 83,
Kami nonton bioskop setelah bubaran kelas. Dia juga sering telpon dan sms aku untuk sekadar say Gud Nite and Gud Morning, biarlah seenggaknya akuadalah orang yang pertama dan terakhir yang dia sms setiap harinya.

Hari ke 85,
Ternyata penyakit gila ku kepadanya naik drastis menjadi penyakit cinta, ya, karena aku telah jatuh cinta padanya. Suasana ini didukung dengan kesendiriannya alias dia jomblo. Wohoo… Miss Cupid di hatiku berteriak riang.

Hari ke 88,
Aku mendapat kabar bahwa neneknya meninggal, dia sangat sedih dan tidak masuk kelas untuk beberapa hari aku menjenguk dan menghiburnya, aku tahu bagaimana rasanya ditinggal pergi oleh orang terdekat yang sangat kita sayangi.

Hari ke 90,
Dia sudah bisa mengikhlaskan kepergian neneknya, aku mengatakan padanya bahwa nenek akan lebih bahagia di sana dengan melihatnya disini tetap semangat mengejar cita-citanya.

Hari ke 95,
Semakin hari semakin aku mengenalnya begitu juga sebaliknya, dia adalah pribadi yang baik, entah kenapa hatiku mantap dengannya.

Hari ke 96,
Aku mematut diri di cermin, aku juga tidak jelek-jelek amat, aku lumayan cantik, pujiku pada diri sendiri sambil berharap dia juga merasakan apa yang aku rasakan. He he.

Hari ke 100,
He told me “I Love you”.
Ya Tuhan, apakah ini rencanaMu, engkau tidak membiarkanku untuk mengenalnya dalam waktu singkat karena kamu akan mengirimkannya sebagai pasanganku, apa mungkin dia adalah jodohku, yang pasti Terima Kasih Tuhan engkau mendengarkan doaku dan mengabulkannya lebih.
And I answer “I Love You too”.


Tidak ada komentar: