Sabtu, 27 Agustus 2011

Cerpen - Keluargaku dan Kacang Mete

Hari ini adalah hari Raya Idul Fitri, dan seperti tahun-tahun sebelumnya setiap hari Raya Idul Fitri selalu tersedia berbagai jajanan, minuman, dan tak ketinggalan Kacang Mete di setiap rumah-rumah sebagai hidangan di hari Kemenangan ini. Tak ketinggalan pula di rumahku yang pagi ini kami sekeluarga bangun pagi, sholat Shubuh, dan bersiap melaksanakan Sholat Ied.
"Bu, Bajuku sudah disetrika kan?" tanyaku. Namaku Dhimas, usiaku 18 tahun. Seorang mahasiswa baru sebuah PTN di Surabaya. Kami sekeluarga ada 5 Orang. Bapak, Ibu, aku, Dhani dan Damar, kedua adikku yang masing-masing berusia 14 dan 16 tahun.
"Sudah, kan sudah Ibu letakkan di lemari kamu." kata Ibu seraya bercermin mengenakan mukenanya. "Dhani dan Damar sudah ganti baju belum?" lanjut Ibu.
"Ibu tidak dengar, mereka berdua dari tadi berebut cermin, tuh!" kataku sambil menunjuk kedua adikku yang dua-duanya sama-sama 'kecentilan' karena satu sama lain tidak mau mengalah dan menganggap diri merekalah yang paling ganteng sejagat raya, uhh...dasar bocah edan, pikirku.
"Dhani, Damar, kalian mau berangkat sholat Ied atau mau kondangan? dari tadi ngaca terus." kata Bapak.
"Yee, Bapak, biar ganteng dong, kan kalau ganteng siapa tau ada kecantol sama anak Bapak yang Guanteng ini, he ..he" jawab Damar. Begitulah Damar, adikku yang paling banyak gaya, ya memang sih boleh sombong sedikit kami bertiga memang punya tampang bisa dibilang 'Lebih Dari Cukup' dari kata Ganteng, he..he...
"Iya, tapi ya jangan berlebihan, nak" kata Bapak.
Keluargaku bukanlah keluarga yang kaya, dan juga bukan keluarga yang kekurangan. Keluarga kami adalah keluarga yang sedang-sedang saja, dan Alhamdulillah segala sesuatu keperluan tercukupi. Bapakku hanya karyawan biasa, namun dengan ke'biasa'annya itu beliau bercita-cita membuat kami bertiga, anaknya menjadi anak yang luar biasa. Ya, Bapak mampu menguliahkan aku, dan beliau juga bercita-cita demikian kepada dua adikku.
Kita tinggalkan cerita Bapakku, Super Hero keluarga kami. Berlanjut cerita di Hari Lebaran di keluarga kami. Ada cerita di balik momen Lebaran yang hampir 18 tahun ini aku lalui bersama keluarga besar, dan semua tetangga di kampungku ini. Entah percaya atau tidak, di kampungku kami semua makan 'Kacang Mete' hanya setahun sekali, yaitu waktu momen Lebaran. Termasuk di keluargaku. Selama 12 Bulan dalam setahun, hanya di waktu Lebaran saja kami semua menyediakan 'Kacang Mete' di rumah masing-masing. 
"Bu, kenapa sih beli Kacang Mete ajah nunggu waktu Lebaran, kenapa nggak sekarang-sekarang saja?" tanyaku waktu itu pada Ibuku. 
"Yo, gak opo-opo Le, yang namanya Hari Spesial itu juga harus dibarengi dengan sesuatu yang istimewa juga. Meskipun kita bisa beli Kacang Mete kapan pun tapi kan nggak ada istimewanya kalau makannya di hari-hari biasa, lebih enak dan terasa kalau dimakan waktu Hari Raya". Jawab Ibuku.
"ckck... aneh-aneh saja Bu," waktu itu aku berfikir apanya yang spesial dari sebuah Kacang Mete? dimakan kapanpun tuh kacang nggak akan berubah menjadi Kacang Almond, Kacang emas, atau apalah. Tapi itu dulu, sekarang setelah merasakannya di beberapa hari Lebaran, ternyata jawaban Ibu waitu betul juga. Memang bentuknya tidak berubah menjadi Kacang Almond, atau Kacang Emas, tapi yang berubah adalah rasanya yang menjadi sangat spesial. Suasananya di Hari Kemenangan yang akan terasa Indah dengan berkumpul bersama Keluarga Besar dan makan Kacang Mete bersama-sama. Percaya atau tidak, itulah yang membuat Lebaran di keluargaku setiap tahunnya terasa spesial.^^

1 komentar:

Nurmayanti Zain mengatakan...

kacang mete special di hari lebaran :x makyusss...

*bagi donk :) ahahaha